Apa itu Virus Corona dan Covid-19?
Dilansir laman Health24, World Health Organization (WHO) mendefinisikan virus corona sebagai bagian dari keluarga besar virus. Keluarga besar virus corona menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah. Namanya berasal dari bahasa Latin "corona" yang berarti "mahkota" atau "halo". Nama ini juga mengacu pada bentuk partikel virus bila dilihat di bawah mikroskop. Virus corona adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia.
Lalu apa itu Covid-19? Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona tipe baru yang awalnya ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada 11 Februari 2020, WHO menyebutkan penyakit Covid-19 adalah kependekan dari Coronavirus Disease yang muncul pada 2019. Menurut WHO, tanggung jawab untuk penamaan penyakit jatuh pada organisasi itu sendiri. Virus itu diberi nama untuk memungkinkan diskusi tentang pencegahan, penyebaran, penularan penyakit, keparahan, dan pengobatan.
Virus dan penyakit yang ditimbulkannya sering kali memiliki nama yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan kebingungan. Contoh yang lebih dikenal adalah HIV, yang merupakan nama virusnya, menyebabkan penyakit yang disebut AIDS. Lantas ada virus Rubela, yang menyebabkan penyakit campak.
Jadi apa nama virus corona jenis baru ini?
Pada hari yang sama ketika penyakit itu dinamai, virus corona misterius itu sementara disebut "novel coronavirus" alias virus corona tipe baru oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV). Menurut WHO, ada berbagai proses dan tujuan untuk penamaan virus dan penyakit. Virus diberi nama berdasarkan pada struktur genetik mereka untuk memfasilitasi pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-obatan.
Diperlukan ahli virologi dan komunitas ilmiah yang lebih luas melakukan pekerjaan ini, sehingga virus dinamai oleh ICTV. Virus itu bernama "Sindrom Pernapasan Akut Parah-Virus Corona 2" atau Severe Acute Respiratory Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). WHO pun menyebut Covid-19 atau "virus Covid-19" dalam komunikasi. Tetapi, ditekankan, bahwa istilah-istilah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan nama resmi.
Cara Penyebaran Virus Corona
Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Cara penyebaran virus corona ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona. Itu sebabnya penting untuk menjaga jarak 1 meter lebih dari orang yang sakit. Hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan virus corona COVID-19 bisa menular melalui udara.
WHO menambahkan gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap. Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan.
Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin terkena penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus mendapat perhatian medis.
Dampak Virus Corona Bagi Perekonomian Indonesia
Perekonomian Nasional diprediksi lebih rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya. Hal ini disebabkan wabah corona yang sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Bank sentral akan menghitung kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Padahal sebelumnya dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI periode Februari 2020, proyeksi ekonomi RI sudah turun menjadi 5,1% – 5,5% dari sebelumnya 5%-5,4%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan dibutuhkan sumber perekonomian yang kuat agar tak berdampak signifikan. “Kita hitung ulang, secara keseluruhan ekonomi kita masih tahan, tapi kita harus memperkuat sumber ekonominya sehingga bisa recover setelah corona virus,” kata Perry di Jakarta.
Selain itu industri pariwisata dan perhotelan juga telah mengalami kerugian mencapai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun. Potensi kerugian ini dihitung dari perkiraan wisatawan China yang biasanya menghabiskan US$ 1.100 dalam satu kali perjalanan ke Indonesia. Karena itu restoran dan hotel sudah mulai merasakan dampak penurunan okupansi. Hal ini membuat perusahaan melakukan efisiensi.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk menangkal dampak corona belum ampuh untuk mendorong daya beli agar tetap stabil. Pasti tidak cukup apalagi di tengah kondisi seperti sekarang ini, tapi pemerintah patut diapresiasi karena mau bergerak cepat. Pemerintah diminta untuk memperhatikan masalah perlambatan ekonomi dan dampak terburuk yang akan menghantam sektor keuangan.
Menurut Piter, stimulus fiskal ini diharapkan bisa memperbaiki perekonomian walaupun masih dalam konteks menahan ‘badai’ yang saat ini menerpa Indonesia. Memang harus ditinjau lagi 6 bulan, kalau belum membaik juga perlu diperpanjang dan diperluas sekarang ini harus dihitung lagi berapa rupiah insentif yang dibutuhkan.
Cara Supaya Terhindar dari Virus Corona
Cara penanganan virus corona penting untuk diketahui. Sebab pemeriksaan virus corona secara mendalam tidaklah murah. Pelayanan dan perawatan gratis hanya ditujukan bagi yang benar-benar positif COVID-19. Akibat wabah corona ini, banyak masyarakat ketika flu dan demam merasa khawatir itu termasuk gejala virus corona. Padahal bisa jadi karena tengah musim hujan. Oleh karena itu cara penanganan corona harus diketahui.
Berikut mengenai cara penanganan virus corona jika Anda sakit dan mengalami gejala dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention):
1. Tetap di Rumah
Cara penanganan yang pertama bagi Anda yang mengalami sakit atau gejala ringan COVID-19 dapat pulih di rumah. Hindari keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis.
2. Hindari Transportasi Umum
Hindari menggunakan transportasi umum, berbagi perjalanan dengan orang lain, atau taksi.
3. Jaga Jarak dengan Anggota Keluarga
4. Batasi Kontak dengan Hewan Peliharaan
5. Hubungi Dokter Sebelum Mengunjungi
6. Tutup Saat Bersin dan Batuk
7. Sering Cuci Tangan dan Hindari Menyentuh Wajah.
8. Tidak Berbagi Benda
Jangan berbagi piring, cangkir, gelas, peralatan makan, handuk, serta tempat tidur dengan anggota keluarga di rumah.
9. Gunakan Desinfektan pada Permukaan Sentuhan Tinggi
Permukaan dengan sentuhan tinggi yang perlu dibersihkan pula, seperti telepon, remote control, handphone, meja, gagang pintu, perlengkapan kamar mandi, toilet, keyboard, tablet, dan meja samping tempat tidur.
10. Memantau Gejala Diri Sendiri
11. Tidak Konsumsi Ibuprofen
Sebagai tambahan dalam cara penanganan virus corona jika Anda sakit, melansir dari health.harvard.edu, WHO menyarankan agar tidak menggunakan ibuprofen (Motrin, Advil, banyak versi generik) untuk gejala COVID-19.
Sumber :
https://m.republika.co.id/berita/q6qc8n414/virus-corona-dan-covid19-apa-bedanya
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200319061451-37-145977/waspada-ini-cara-penyebaran-virus-corona-menurut-ahli
http://Merdeka.com
https://www.wartakini.co/2020/03/dampak-virus-corona-terhadap-perekonomian/