Assalamualaikum, Salam
sejahtera...
Saya akan mencoba memberikan
pandangan/pendapat saya mengenai topik yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan
oleh masyarakat Indonesia di saluran televisi, media cetak, media online,
maupun perbincangan secara langsung.
New Normal adalah langkah
percepatan penanganan Covid-19 dalam
bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan dengan
mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah
terkait. Lalu apakah kebijakan New Normal ini sudah tepat diterpkan di
Indonesia dengan keadaan kasus virus
corona yang masih tinggi angka penulrannya?
Update virus corona per 22/6/2020 di Indonesia ada 46.845 terkonfirmasi
positif, 18.735 sembuh, dan 2.500 orang meninggal. Di angka penularan yang
masih sangat tinggi, pemerintah sudah menerapkan kebijakan New Normal yang mana
berarti kegiatan masyarakat sudah mulai diperbolehkan berjalan dengan normal.
Ya, kebijakan ini boleh dibilang
tepat apabila diterapkan di wilayah zona aman. Jika kebijakan ini diterapkan di
wilayah yang masih sangat tinggi angka penularannya. Maka, ini kurang tepat
karena kebijakan tersebut akan semakin membahayakan apalagi jika kita tidak
tahu protokol kesehatan yang harus diterapkan. Kebijakan New Normal diberlakukan
guna bertujuan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian Indonesia. Sekitar tiga
bulan masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi, dimana pemerintah banyak
menutup kegiatan perekonomian. New Normal ini mengharuskan masyarakat untuk
beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai gaya hidup. Mengutip
dari Kompas.com, protokol kesehatan
yang harus ditaati adalah :
1.
Cuci tangan, menjaga kebersihan tangan dengan cairan
pencuci tangan atau hand saintizer.
Gunakan sabun dan air mengalir, dan ikuti tahapan mencuci tangan yang baik.
2. Hindari menyentuh wajah, khususnya bagian mata, hidung,
dan mulut.
3. Menerapkan etika batuk dan bersin, yakni dengan menutup
mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam, selain itu dapat
menggunakan tisu.
4. Menggunakan masker saat keluar rumah dan berinteraksi
dengan orang lain.
5. Jaga jarak sosial, menjaga jarak dengan orang minimal 1
meter
6. Isolasi mandiri, bagi kita yang merasa tidak sehat.
7. Menjaga kesehatan, pastikan kesehatan fisik selalu
terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi, minum air putih yang cukup, tidur
teratur, berolahraga, dan makan yang bergizi.
Adapun bagi kita yang masih
diam dirumah karena belum dibukanya institusi pendidikan. Ada beberapa hal yang
mungkin dapat dilakukan di kegiatan sehari kita untuk memanfaatkan waktu.
Yaitu, pertama kita awali hari dengan
bangun di pagi hari lalu dilanjut dengan membantu orang tua merapikan dan
membersihkan rumah. Setelah selesai, untuk tetap membugarkan tubuh, berolahraga
minimal 30 menit kemudian dilanjut dengan berjemur sekitar jam 9-10 pagi. Isi
lah keseharian kita dengan kegiatan yang
lebih bermanfaat seperti meluangkan waktu minimal 30 menit untuk membaca buku,
menonton film maksimal 3 judul, dan meminimalisir memainkan handphone. Luangkan
waktu kita untuk lebih banyak berdiskusi dengan keluarga serta memahami
pembelajaran dari guru/dosen. Dalam seminggu cobalah keluar rumah berjalan di
sekitar rumah untuk menikmati udara luar dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.
Baik, rupanya sekian saja
tulisan dari saya ini. karena kata yang sudah saya ketik melebihi dari
ketentuan, sehingga saya harus mengkoreksi ulang dan menghapus sebagian tulisan
yang sudah saya ketik, hehe... selamat malam, semoga kita selalu dalam
lindungan yang maha kuasa, terimakasih..
Wassalamualaikum.
penulis : Vira Rasvika kelas 1G Manajemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar