Selasa, 30 Juni 2020

KEBIJAKAN NEW NORMAL DISAAT KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT


Assalamualaikum, Salam sejahtera...
Saya akan mencoba memberikan pandangan/pendapat saya mengenai topik yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat Indonesia di saluran televisi, media cetak, media online, maupun perbincangan secara langsung.
New Normal adalah langkah percepatan penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan dengan mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait. Lalu apakah kebijakan New Normal ini sudah tepat diterpkan di Indonesia dengan keadaan kasus virus corona yang masih tinggi angka penulrannya?
Update virus corona per 22/6/2020 di Indonesia ada 46.845 terkonfirmasi positif, 18.735 sembuh, dan 2.500 orang meninggal. Di angka penularan yang masih sangat tinggi, pemerintah sudah menerapkan kebijakan New Normal yang mana berarti kegiatan masyarakat sudah mulai diperbolehkan berjalan dengan normal.
Ya, kebijakan ini boleh dibilang tepat apabila diterapkan di wilayah zona aman. Jika kebijakan ini diterapkan di wilayah yang masih sangat tinggi angka penularannya. Maka, ini kurang tepat karena kebijakan tersebut akan semakin membahayakan apalagi jika kita tidak tahu protokol kesehatan yang harus diterapkan. Kebijakan New Normal diberlakukan guna bertujuan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian Indonesia. Sekitar tiga bulan masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi, dimana pemerintah banyak menutup kegiatan perekonomian. New Normal ini mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai gaya hidup. Mengutip dari Kompas.com, protokol kesehatan yang harus ditaati adalah : 
1.      Cuci tangan, menjaga kebersihan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand saintizer. Gunakan sabun dan air mengalir, dan ikuti tahapan mencuci tangan yang baik.
2.        Hindari menyentuh wajah, khususnya bagian mata, hidung, dan mulut.
3.      Menerapkan etika batuk dan bersin, yakni dengan menutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam, selain itu dapat menggunakan tisu.
4.        Menggunakan masker saat keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
5.       Jaga jarak sosial, menjaga jarak dengan orang minimal 1 meter
6.        Isolasi mandiri, bagi kita yang merasa tidak sehat.
7.        Menjaga kesehatan, pastikan kesehatan fisik selalu terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi, minum air putih yang cukup, tidur teratur, berolahraga, dan makan yang bergizi.

Adapun bagi kita yang masih diam dirumah karena belum dibukanya institusi pendidikan. Ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan di kegiatan sehari kita untuk memanfaatkan waktu. Yaitu,  pertama kita awali hari dengan bangun di pagi hari lalu dilanjut dengan membantu orang tua merapikan dan membersihkan rumah. Setelah selesai, untuk tetap membugarkan tubuh, berolahraga minimal 30 menit kemudian dilanjut dengan berjemur sekitar jam 9-10 pagi. Isi lah keseharian  kita dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti meluangkan waktu minimal 30 menit untuk membaca buku, menonton film maksimal 3 judul, dan meminimalisir memainkan handphone. Luangkan waktu kita untuk lebih banyak berdiskusi dengan keluarga serta memahami pembelajaran dari guru/dosen. Dalam seminggu cobalah keluar rumah berjalan di sekitar rumah untuk menikmati udara luar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baik, rupanya sekian saja tulisan dari saya ini. karena kata yang sudah saya ketik melebihi dari ketentuan, sehingga saya harus mengkoreksi ulang dan menghapus sebagian tulisan yang sudah saya ketik, hehe... selamat malam, semoga kita selalu dalam lindungan yang maha kuasa, terimakasih..
Wassalamualaikum.



penulis :  Vira Rasvika kelas 1G Manajemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIMPUNAN MAHASISWA PRODI MANAJEMEN: MANFAAT UNTUK MAHASISWA DAN PENGURUS 2024

  Himpunan Mahasiswa Prodi Manajemen (HIMAJEMEN) adalah organisasi mahasiswa yang mewadahi mahasiswa Program Studi Manajemen di Universitas ...