SENGKETA YANG TAK BERPUNGGUNG
Karya : Putra Irfansyah
Selamat malam semesta
Terima kasih atas gelapmu
Cukup tutupi sebagian rasaku
Rasa yang dirasa tak utuh
Selamat malam semesta
Izinkan aku bersuara
Tentang akhir yang tak berujung
Tentang perkara yang tak berpunggung
Selalu ada sengketa di setiap jumpa
Namun gundah gulana jika tak bersua
Padahal dahulu saling bercengkerama
Petarung gengsi itu menutupi rindunya
Bersembunyi di balik raut wajah mengangkat
Nestapa kadang tak terungkap
Ego memaksa tuk kuat
Meski batinnya tengah sekarat
Seandainya bisa kukatakan
Bukan pisah yang aku inginkan
Riuh gemuruh suara hujan
Tapi aku malah kesepian
Seandainya bisa kuutarakan
Lembut tutur yang aku rindukan
Hangat sentuh yang dinantikan
Mengapa tiada lagi demikian
Namun... Apa mungkin itu semua
Yang mana hati yang mana rubik
Atau mungkin kaca mozaik
Jiwa tenang namun mengusik
Dan membelenggu ke dalam pelik
Apa mungkin itu semua
Keras yang mengentak
Utuh jadi rusak
Perlahan... namun menggeliat
Haruskah aku selalu membungkam?
Sedangkan aroganmu tak pernah padam?
Haruskah aku berteriak?
Duduk, berdiri, merangkak,
Tapi kamu, menegaskan arti percuma
Seandainya ini sebuah akhir
Apakah mungkin kita kan rela
Seandainya ini belum berakhir
Apakah mungkin kita tetap sama
ESTAKOLOGIS
CINTA BERKASIH
Karya :
Erlan Angga Purnama
Bayangan telah
lama gelap
Hanya kasih yang
terdekap
Terkurung dalam
babad
Hingga menjadi
jasad
Tapi rasa ini
takkan mati
Walaupun waktu
terhenti
Bergulir secara
alami
Tiap detik menjadi
saksi
Dulu binar netra
begitu tampak
Hingga
menghanyutkan ilusi
Tak terhalang akan
jarak
Kita sudah sedekat
nadi
Terlalu romansa
yang berbinar
Buih cinta
berterbangan dalam angan
Senandung
asmaraloka kita tercipta indah
Hasratku sudah
mencapai relung hati
Tak bisa terlepas
mengikat begitu rekat
Harapanku hanya
bertumpu pada dirimu
Tak ada daksa lain
yang bisa kudapatkan
Selain dirimu yang
merombak rasa ini
Namun mimpi dan
rencana telah berubah
Hanya omong kosong
paling sempurna
Terangkai dalam
paling dusta
Atas dasar hanya
kepalsuan semata
Percaya ku
direnggut paksa
Hilang sudah tidak
bersimpati
Dan
berpatah utas jalinan kasih
PULIHLAH
INDONESIAKU
Karya :
Rizqi Khalda Suryanto
Negeri ku
Indonesiaku
Indonesia Tercinta
Indonesia nyata keindahan
Hutan lebat nan hijau
beragam flora fauna begitu unik
Hamparan sawah yang membentang luas
Gunung-gemunung yang tinggi menjulang
Laut biru yang amat luas seluas memandang
Sungguh betapa indahnya alam ini
Negeri yang begitu elok
Negeri sejuta penghijauan tiada saing
Kekayaan alam dirimu tidak pernah habis
Indonesia negeri khatulistiwa
Ramah tamah jati diri pribumi
Tanah subur lahir dari rahim ibu pertiwi
Bumi berpijak kaya kan oase kehidupan
Hamparan Keindahan yang menghias negeri
ini
Tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri
perpisahan
Pesona alam membuat mata semakin tertuju
Namun...
Keindahan negriku tidak menjadi solusi
Solusi derita indonesia saat ini
Tidak jadi jalan pemulih keadaan
Saat pandemi datang
Negeriku ramai dengan peringatan
Masyarakat bawah
Masyarakat atas maupun menengah merasa
khawatir dengan adanya pandemi
Pandemi mengubah segalanya
Pandemi mempengaruhi sektor Pereknomian
Pembatasan Skala nasional Besar membuat
aktivitas masyarakat terbatas
Satu persatu hari telah berlalu
Derita makin menggebu
Tiada obat penawar yang ditemukan
untuk membalikan keadaan
Semua ikut menjadi sasaran virus mematikan
sembuhlah indonesiaku
NEGERI
ANTI PETANI
Karya :
Sang Dwimatra
Tanah Pertanian digusur
Petani – petani terbujur dikubur
Padi sudah menjadi bubur
Masa depan anak, istri hancur
Petani dibajak aparat
Katanya perintah pejabat
Nyatanya mandat bangsat dari keparat
Yang sembunyi dibalik gelar “Wakil Rakyat”
Katanya sawah pergerakannya monoton
Maka negeriku menggebu dirikan beton -
beton
Mengancam mati petani untuk diam menonton
Agar negeriku tidak dianggap kuno dan bisa
move on
Negeriku negeri anti petani
Mereka jijik kalau melihat padi menguning
Pembangunan dianggapnya lebih penting
Dibanding suara perut petani lapar yang
nyaring
Rakyatku makannya nasi
Nasiku dihasilkan dari padi
Padiku buah tangan petani
Petaniku mati ditangan tirani
KU TAK TAHU
Karya :
Rian Pramoedya
Begini,
Pemahamanku mengenaimu
Siapa sih idolamu? Ku tak tahu
Apa sih tujuan hidupmu? Ku tak tahu
Seperti apa sih kenyamananmu? Ku tak tahu
Bagaimana sih kesenanganmu? Ku tak tahu
Yang ku tahu,
Jika kau berseru untuk berkompromi denganku
Perihal pengenalan pribadimu
Kujawab "ayo!".
BANGKITLAH
INDONESIAKU
Karya
: Mely Rismayanti
Negeriku tercinta,Indonesia-ku…
Walau kini banyak badai mendera
Kami pemuda pemudi Indonesia
Akan ada untukmu
Kami terlena dengan indahnya surga
Sampai kami jatuh mengejarnya
Walau hujan datang membawa bencana
Walau api panas membara
Apakah abadi selamanya ?
Dengan tekad yang membara
Tanpa memikirkan perbedaan yang ada
Kami angkat engkau hingga angkasa
Dengan tali Bhineka Tunggal Ika
Dam sumpah kami Pemuda Indonesia
Serta ideiologi Pancasila
Kami siap bangkit dari keterpurukan
Keringat dan darah para pahlawan
Tak akan kami buat sia-sia
Bangkitlah Indonesia-ku…
Bangkit dari kebodohan
Bangkit dari keterpurukan
Bangkit dari kemunduran
Bangkitlah…
Bukan hanya sekedar kiasan
Bangkit untuk Indonesia hebat
Indonesia adalah kita
Saatnya kita bergerak
Bangkit dari diam
Mari perdayakan potensi bangsa
Percayalah kita bisa bangkit
Kami,pemuda pemudi Indonesia
Siap mengaumkan kembali Garuda di angkasa
Dengan rasa bangga di dada
Untuk membangkitkan Indonesia
PULIHLAH
BANGSA DAN NEGERI KU INDONESIA
Karya
:Yunita Indah Pratiwi
Tanah air ku tanah
bangsa Indonesia,
Di sini aku lahir
dan dibesarkan,
Negri ku yang
bagitu indah negri yang begitu hijau dan negri yang kaya menyimpan banyak
cerita,
Penuh luka ,
tantangan , pengorban, dan kewaspadaan ,
Bangsa ku bangsa
Indonesia
Negri ku negri
indonesai,
Pulihlah Indonesia
Ayo bangkit dari
semua permasalahan ini semua
Khususnya masalah
virus covid-19 ini,
Bangsa ku
Indonesia
Ku yakin kita
semua akan bisa melewatinya
Melewatinya dengan
slalu jaga protocol kesehatan
Dimana pun berada
, pagi siang sore
Mewujudkan
ketakutan akan kegelapan tak bercahaya
Sendiri bukan
berati resah menanti
Sendiri bukan
karena yang perih
Bersama dengan
bangsa dan negri ku bersatu
Bersatu tuk
melampaui nya
Melewati semua
kekacuan ini
Tuk memulihkan
suasana bangsa dan negri ku Indonesia
Bangkit dan
pulihlah bangsa dan negriku Indonesia
Bersatu kita teguh
bersatu kita berjuang
Semangt semangat
Bangsa ku
Negri ku
Indonesia
ku….
CINTA
PERTAMAKU YANG HILANG
Karya
: Farhana Fauziah
Ini aku malaikat
kecilmu ayah
Sekarang sudah
berdiri tegap dibantai semesta
Dari setiap keluh
kesah keadaan aku butuh pahlawan penjagaku
Dan sebelumnya aku
tidak pernah merasa kehilangan sedalam ini
Seseorang yang
harus aku bahagiakan
Belum sempat
tersenyum karna ku
Seperti biasanya…
Aku mulai
berimajinasi mengharapkan engkau kembali
Katakan saja bahwa
aku sudah gila
Mengharapkan cinta
dari manusia yang sudah tidak bernyawa
Dan mengharapkan
manusia yang sudah pergi
Aku rindu
pahlawanku
Aku rindu pada
ayahku
Ayah andai saja
saat itu tidak terjadi padamu
Mungkin sekarang
aku berada dipelukanmu
Aku ingin kau
sesekali singgah dimimpiku walaupun hanya tersenyum
Dan ceritakan Bahwa kau bahagia di alam surga
Tuhan kaulah
pemilik segalanya
Kaulah yang berhak
mengambil nyawanya
Tempatkanlah dia
disurgamu
Karna dialah yang
mengajarkanku untuk mengenalmu
Ku kirimkan do’a
sebagai pesan rinduku
Saat ini dan untuk
selamanya kau akan tetap menjadi
Cinta
pertama&terakhirku kaulah satu satunya laki-laki yang paling aku hargai
PULIHLAH INDONESIA
Karya : Anisah
Aku membuka
jendela
Nampak sepi disana
Sudah setahun
lamanya
Duniaku seakan
redup seketika
Virus corona
datang tanpa diundang
Melanda indonesia
dengan cepat
Menumbangkan satu
persatu manusia
Sampai tak berdaya
Semua orang
berbondong-bondong untuk melawan
Tapi hal itu hanya
khayalan
Virus yang sangat
mematikan
Hanya bisa membuat
banyak orang ketakutan
Terlihat jelas
jiwa-jiwa yang kesulitan
Semakin banyak
pula jiwa yang kelaparan
Tak ada yang tahu
sampai kapan bisa mengubah keadaan
Penawar pun belum
ditemukan
Kita seakan diterpa
dan dikelilingi awan hitam
Kita berdiam
dirumah sampai bosan
Pendidikan
dirumahkan
Ekonomi tak dapat
dikendalikan
Kita semua dibuat
kebingungan
Para medis
kelimpungan
Namun mereka tetap
berusaha
Menjadi garda
terdepan bangsa
Virus corona...
Hidupku kini
seolah berhenti
Meratapi apa yang
terjadi
Dan merelakan
waktu yang terbuang sia-sia
Berbagai macam
Do’a dilontarkan
Kehidupan yang
seperti semula juga dirindukan
Merekapun berhak
merasakan
Apa itu
kebahagiaan J
Cepat pulih indonesiaku...
TAK
LAGI SIRNA
Karya
: Fazri Wima M
Seberapa lama kau berfikir
Seberapa lama kau berusaha
Untuk apa kau menunggu takdir
Kalau kau hanya bisa berleha-leha
Ntah apa yang dirasa
Memberikan sedikit cerita suka maupun duka
Tak terasa perjuangan ini akan usai
Semua cerita telah selesai
Hari berganti hari
Waktu yang terus menghampiri
Detik yang terus berputar
Matahari yang telah berpijar
Beranjak datar...
Tak ada lagi tersisa getar
Tak lagi dapat bersinar
Hingga tak bisa lagi terdengar
TANAH MANUSIA
Karya : Putri Azarah
Belasan tahun
umurnya
Ketika kaki
kecilnya menyusuri jalanan
Tangan lembutnya
memungut sayuran liar
Terhenti saat kau
menariknya
Untuk dihadapkan
kepada dakwaan
Dari puncak bukit
yang terpencil
Hingga pemukiman
berfasilitas lengkap dikota – kota
Menjadi rumah bagi
hampir setengah juta rakyatnya
Tapi kau tak
izinkan kami untuk mencari sesuap nafkah
Ditanah ibu kota
Tubuhmu berat,
dengan semua perlengkapan yang lengkap
Rompi, helm,
bahkan senjata tak kau lepaskan saat menarik tubuh mungilnya
Tidakkah kau lihat
air matanya?
Tidakkah kau
dengar rintihannya?
Roda – roda besar
melintasi pembatas jalan
Teriakan dan
tangisan tak kau hiraukan
Seorang anak
mencari rumahnya
Dilihatnya
reruntuhan menimpa ibu bapaknya
Belasan tahun
umurnya
Rumput liar yang
tumbuh di sela bebatuan
Menutup diri
hendak untuk diselamatkan
Tapi apa daya
Waktu telat akan
kedatangannya
Kembang api sudah
dinyalakan
Langit merah di
pagi hari
Tetapi gelap
gulita di malam hari
Burung pun tak
mampu tuk mengudara
Dibawah kepulan
asap yang membara
Masa kanak –
kanaknya telah direnggut dari mereka
Pandangan mata nya
kabur ditutup oleh asap – asap
Pekikan suara yang
bergemuruh datang silih berganti
Seorang anak
menjerit “Biar aku saja yang mati”
Bukan kayu bukan
pula batu
Tapi Manusia
Manusia yang mampu
melihat
Manusia yang bisa
mendengar
Manusia yang dapat
merasakan
Belasan tahun
umurnya
Sudah merasakan
keras nya dunia
Sudah merasakan
kejamnya sifat manusia
Belasan tahun
umurnya
Lima anak mencari
sayuran liar
Ditangkap nya oleh
pasukan.
PERJUANGAN TAK ADA SIA-SIA
Karya : Gina Cahyani
Nyalakan semangatmu yang membara
Tak perlu getir cemas menanti dukungan
semesta
Dengan niat, doa, dan usaha
Tidak ada yang sia-sia
Tanamkan dalam dirimu jiwa-jiwa tangguh
yang tak kenal putus asa
Persiapkan yang terbaik untuk melewati
hidup yang pelik
Perjuangan tak ada yang sia-sia
Karena kita adalah manusia
IBU
Karya : Boby Nata Kusuma
Ada seseorang yang selalu mengajakku
berbicara ketika ku dalam kandungan
Hari demi hari dia selalu bercerita betapa
indahnya dunia ini
Hari demi hari dia selalu menjagaku agar
kelak ku dapat melihat indahnya dunia ini
Dan orang itu adalah
Ibu
Ibu...
Dengan kesabaranmu kau mengajarkan
kepadaku apa itu ikhlas
Dengan perhatianmu. Kau mengajarkanku apa
itu kasih sayang
Dan dengan keikhlasanmu kau mengajarkanku
apa itu ketulusan
Ibu...
Kutau ku bukan anak yang baik namun ku
coba tuk selalu menjadi yang terbaik
Kutau ku bukan anak yang berbakti namun
kucoba untuk selalu menaati
Ibu...
Tak sengaja kudengar doamu di sepertiga
malam..
"Ya Allah...bantulah anak hamba agar
dia menjadi anak yang berguna bagi sekitarnya, bantulah dia agar mencapai cita
citanya, dan bantulah dia agar dia selalu tersenyum"
Ibu...
Mengapa kau rela membesarkanku hingga ku
tumbuh menjadi seperti sekarang ini?
Seberapa percaya kau dengan anakmu ini??
Seberapa percaya kau bahwa ku akan menjadi
berguna di masa depan kelak?
Seberapa percaya kau bahwa anakmu ini akan
membanggakanmu?
Lalu kau menjawab dengan lembut "ibu
percaya denganmu, karena kau adalah anakku"
Terimakasih bu...
Terima kasih atas segalanya
Terima kasih atas kasih sayangmu
Dan selamat tinggal
KLISE
Karya : Agum
Gumelar
Aku mengeja rasa
yang tak terduga…
Seutas Rindu yang
tak ada temu…
Kata kata
berjatuhan dalam angan,
Menerjang hilang
segala kebisuan..
Sapardi bilang
yang Fana adalah Waktu bukan?
Kita, Abadi…
Kata tersebut
merenggut banyak makna…
Tapi, kita tak
penah jadi kita…
Pada akhirnya
kita…
Hanya teman biasa…
GUGUR
Karya : Nanda Viandita
Seribu kereta api yang kau janjikan itu
belum menjemputku
Aku masih mengapung dan menunggu di
stasiun itu
Duduk dijatuhi dedaunan gugur
Atau barangkali harapanku salah batas
Harapan itu bukan
pertanyaan mengapa mustahil
Waktu untuk berbenah tak
memintas lagi
Takdir agaknya berakhir
mendahului
Yap, begitu bergegas
Lalu berhentilah menunggu katamu
Dan air mata panas
Kau menghempas
Dan aku terlepas -