Suatu perekonomian
dikatakan mengalami perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan
ekonomi lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi dapat terhambat jika terjadinya Inflasi.Inflasi
merupakan proses kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus. Inflasi sebagai indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-memengaruhi.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya inflasi, di antaranya yaitu :
1. peningkatan biaya produksi,
2. peredaran uang di masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibutuhkan, dan,
3. Terjadinya lonjakan terhadap permintaan jenis barang atau jasa tertentu yang terjadi secara menyeluruh.
Serta inflasi sendiri menimbulkan dampak positif dan negatif bagi perekonomian di antaranya yaitu : Untuk dampak positif,bagi sebagian pihak, misalnya debitur (orang yang menerima utang) akan mendapatkan untung karena dengan adanya inflasi, uang yang dia kembalikan akan mempunyai nilai lebih rendah dibanding saat meminjam. Ketika inflasi, bank central cenderung akan menaikkan suku bunga. Jika bunga naik nilai uang turun. Orang-orang yang mendapat untung dengan adanya inflasi antara lain para pengusaha yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya produksinya. Jika harga barang naik (saat inflasi), produsen akan terdorong untuk meningkatkan jumlah barangnya. Nah, peningkatan jumlah barang ini tentu akan meningkatkan penghasilan produsen. Apalagi kalau barang yang dijual merupakan kebutuhan pokok yang akan tetap dibeli orang banyak meskipun harganya naik.
Di sisi lain, dari
dampak negatifnya kita bisa lihat dari berbagai subjek, misalnya; pertama darimsisi
kreditur; , dari adanya inflasi, nilai uang yang diterima para
kreditur/pemberi pinjaman akan lebih kecil dibandingkan saat dia meminjamkan
(sebelum terjadinya inflasi). Kedua, dari sisi orang-orang yang
berpenghasilan tetap; harga-harga barang akan naik, sementara pendapatan yang
mereka terima tidak ikut naik. Inflasi bisa menurunkan tingkat kesejahteraan
rakyat karena daya belinya yang semakin rendah. Ketiga, sisi
perekonomian nasional; (1)memburuknya distribusi
pendapatan. Inflasi akan menguntungkan bagi mereka yang berpenghasilan
lebih dari lajunya inflasi. Akan tetapi, jumlah orang-orang yang mengalami
kerugian lebih banyak dari itu. Pola pembagian di suatu negara menjadi
berat sebelah dan tidak merata. (2) terganggunya stabilitas
ekonomi. inflasi akan menyebabkan terganggunya stabilitas ekonomi. Hal ini
dikarenakan sewaktu terjadi inflasi, pasti akan ada kemungkinan bahwa inflasi
akan berlangsung terus menerus, yang berarti, harga-harga akan terus naik. Oleh
karena itu, para konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian besar-besaran
sebelum harga naik, yang menyebabkan permintaan meningkat. Di
sisi lain, produsen akan menurunkan penawaran, karena proses penjualan ketika
inflasi akan menyebabkan produsen mendapat keuntungan yang lebih besar. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa naiknya permintaan dan menurunnya
penawaran akan mempercepat laju inflasi. Hasilnya, kondisi ekonomi
secara umum akan menjadi lebih buruk lagi.
Nah, Mamen! Pada postingan
ini, selain saya membahas sekilas mengenai teori inflasi seperti di atas. Di
bawah ini, saya akan memaparkan satu kasus negara yang mengalami tingkat
inflasi yang tinggi.
Jika berbicara mengenai
negara yang pernah mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi. Mamen pasti
tidak akan lupa menyebutkan satu negara ini yang bahkan telah mencapai
hiperinflasi. Ya, negara tersebut adalah Negara Zimbabwe. Republik Zimbabwe
adalah salah satu negara yang berada di Afrika Selatan. Menurut Wikipedia,
Perekonomian Zimbabwe terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
Sehingga,Zimbabwe adalah negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia. Bank
Sentral Zimbabwe telah mengeluarkan empat versi mata uang hingga sampai
ini. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan
pecahan $100.000.000.000.000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi
$1 uang baru. Dengan ekonomi yang sangat buruk ini, bank sentral Zimbabwe pun
memperbolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika untuk menstabilkan
kembali ekonomi Zimbabwe. Lalu, bagaimana kronologi nya? Yuk simak
ringkasannya di bawah ini.
Sejak
Zimbabwe berdiri hingga saat ini, perekonomian Zimbabwe terus mengalami penurunan.
Laju inflasi di Zimbabwe rata-rata 53.081,99 perse di tahun 1999 sampai dengan
tahun 2015. pada Juli 2008 Zimbabwe mencapai tingakat paling tinggi sepanjang
masa yaitu 2.660.522,20 persen (2,6 juta persen).
Pada tahun
1980-1990 pertumbuhan ekonomi Zimbabwe berhasil mencapai rata-rata 4%. Namun,
tahun 2000 merupakan titik balik utama perekonomian Zimbabwe. Di mana
hasil pertanian dan peternakan yang merupakan sektor utama Zimabwe
dalam bidang ekspor. Dalam banyak kasus, peternakan dan
pertanian di sana diolah dan diatur oleh pejabat yang kurang
memahami dalam bidang tersebut. Latar belakang dari kasus tersebut
bisa di paparkan secara singkat, seperti ini; Zimbabwe dikenal
sebagai Rhodesia Selatan sebuah negara yang menerapkan apartheid. Perdana mentri
kulit putih terakhir adalah Ian Smith yang turun tahun 1979. Pada jaman itu,
Rhodesia adalah negara penghasil pangan di Afrika bagian selatan yang makmur.
Tanah pertanian di sana dikelola oleh petani-petani orang kulit putih,
sedangkan orang kulit hitam banyak menjadi buruh. Ketika pergantian nama
Rhodesia menjadi Zimbabwe pada tahun 1979, peran orang kulit putih berkurang,
terlebih ketika tahun 1980 Mugabe menjadi presiden dan memimpin Zimbabwe.
Kecemburuan sosial antara kaum kulit putih dengan kaum kulit hitam mulai
bergejolak dan memunculkan isu tanah. Zanu, partai yang berkuasa pada masa itu
menyebutkan bahwa 70% dari tanah yang dikomersil dikuasai oleh kaum putih yang
jumlahnya hanya 1% dari populasi. Dan pada tahun 2000 Robert Mugbe mulai
menjarahi tanah-tanah pertanian milik kaum kulit putih yang produktif dan
terampil untuk dibagikan kepada orang kaum kulit hitam yang kurang mampu dalam
mengolahnya. Akibat dari itu, produksi pangan negara Zimbabwe jatuh. Zimbabwe
yang dulunya terkenal sebagai eksportir bahan pangan untuk negara-negara
sekitarnya mengalami krisis pangan hingga sekarang. Akibat dari kurangnya
strategi dan tidak mampu mengolahnya, pada tahun 2000 inflasi di Zimbabwe
mencapai lebih dari 55%, kemudian di tahun 2001 infalsi di negara tersebut
meningkat signifikan mencapai lebih 112%. Di samping itu, tanah di
Zimbabwe terus didistribusikan, modal negara tersebut terbang keluar negeri.
Pemberi modal pun kehilangan kepercayaan kepada negara Zimbabwe. Sehingga
inflasi negara Zimbabwe tahun 2003 mencapai 598% dan dolar
Zimbabwe pun mulai runtuh.
Ketika
barang esensial diimpor ke Zimbabwe dan mata uang di negara tersebut melemah,
sehingga produk-produk seperti makanan dan tempat tinggalpun sangat
mahal. Tahun 2006, Dr Gideon Gono sebagai kepala The Reserve Bank
of Zimbabwe, melakukan re-evaluasi, yaitu mata uang baru akan
dicetak. Dolar baru yang dicetak tersebut bernilai 1000 dolar. Inflasi
tahun 2006 adalah 1.281% angka ini terus meningkat hingga 2.2 juta % di tahun
2008. hal tersebut membuat mata uang Zimbabwe kehilangan daya belinya.
Di masa
pandemi Covid-19 inflasi Zimbabwe pun berada diambang gejolak. Artikel yang di
unggah pada Juni 2020 menyebutkan, bahwa tingkat inflasi Zimbabwe bulan Mei
2020 mencapai 785,6%. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan
perekonomian Zimbabwe akan kembali terkontraksi 10,4 % tahun 2020, setelah
tahun 2019 berada di titik minus 12,8%.
Bank
Sentral Zimbabwe memperkenalkan kembali mata uang semu Zimbabwe Dolar (ZWD)
Juni tahun lalu setelah memutusakn untuk tidak lagi mengikuti nilai tukar
dolar AS sebagai acaun empat bulan sebelumnya. RBZ menetapkan US$ 1 sebesar 25
ZWD bulan lalu, secara sepihak. Pada 26 Juni 2020, militer yang tergabung
dalam Komando Operasi Bersama (JOC) memaksa pemerintah menutup Bursa Efek
Zimbabwe yang dikelola swasta. Transfer uang secara elektronik juga ditutup,
padahal transfer elektronik adalah urat nadi perdagangan Zimbabwe. Langkah
tersebut diambil setelah nilai tukar ZWD terhadap dolar di pasar gelap anjlok
melebihi 100, sedangkan kurs resmi 57.
Zanu-PF sebagai partai
yang berkuasa, kini terlibat sengketa dengan perusahaan asurasi Old Mutual
karena merusak sistem keuangan negara. Perusahaan tersebut memiliki nilai tukar
sendiri yang digunakan beberapa perusahaan untuk bertransaksi.
Mei 2020, RBZ mulai mencetak uang dengan harapan dapat mengumpulkan US$ 720 juta untuk membangun sektor industri. Langkah tersebut membuat mata uang lokal anjlok dan inflasi melesat. Tanpa mata uang yang stabil, Zimbabwe tidak bisa mengimpor. Rakyatnya menghadapi kelangkaan makanan, bahan bakar, dan peralatan medis di tengah-tengah pandemi Covid 19.
Juli 2020 inflasi Zimbabwe mwncapai 837%, Agustus 2020 turun menjadi 761% menyusul penerapan sistem perdagangan lelang valuta asing yang membawa stabilitas ke pasar valuta asing. November 2020 tingkat inflasi negara Zimbabwe sebesar 401,66% dan laju inflasi bulan Desember 2020 turun menjadi 348,59%.
Pada saat
berbagai negara menyatakan pemberian vaksin bagi penduduknya, sikap berbeda pun
telah dinyatakan oleh Pemerintah Zimbabwe. Presiden Zimbabwe, Emmerson
Mnangagwa, mengatakan masyarakat di sana tidak akan dipaksa untuk mendapatkan
vaksin. Namun, dia juga menambahkan bahwa orang yang tidak divaksin tidak akan
mendapatkan pekerjaan.
Vaksinasi
sendiri merupakan salah satu kunci untuk dapat memulihkan perekonomian di saat
pandemi Covid-19. Zimbabwe sendiri telah menerima 200.000 dosis
vaksin dari Tiongkok yang dibuat Sinopharm. Sejauh ini, kasus Covid-19 di
Zimbabwe mencapai 36.896 dan 34.698 di antaranya berhasil disembuhkan per 2
April 2021.
Sedikit cerita
yang saya telusuri di internet, ada beberapa contoh kasus dari inflasi di
Zimbabwe ini. Misalnya, ketika masyarakat Zimbabwe ingin naik bus atau
angkutan umum, meraka harus mengekuarkan uang sebesar 3 triliun dolar Zimbabwe
yang setara dengan 50 sen mata uang Amerika dan setara dengan 5000
rupiah. Fakta lainnya, ketika Zimbabwe mengalami hiperinflasi, kas negara
tersebut sebesar US$ 217 atau setara dengan 2,06 juta (Rp 9.500/US$) yang
tersimoan di bank. Dana tersebut merupakan anggaran pemerintah untuk
kepentingan publik. Fakta lainnya yaitu World Food Program (WFP)
memberikan berbagai bantuan kemanusiaan berupa pemberian nutrisi, pemberdayaan
petani lokal, bantuan sosail, dan beberapa bantuan lainnya. International
Monetary Fund (IMF) juga membertikan perhatian khusus terhadap Zimbabwe, namun
bukan berupa pemberian pinjaman, melainkan membantu dan mereformasi
perekonomian yang ada di negara tersebut. Sedangkan Afrika Union juga membantu
Zimbabwe menghadapi hiperinflasi dengan memperkuat kerjasama multilateral antar
berbagai negara.
Tapi, Mamen.. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa tingkat inflasi Zimbabwe yang menjadikan negara tersebut miskin, sebenarnya tidak mutlak negara tersebut miskin. Negara tersebut hanya mengalami kesenjangan sosial atau kesenjangan ekonomi yang sangat timpang. Terbukti dari ketika masyarakat Zimbabwe kesusahan dalam mencari makan dan membeli barang-barang pokok, namun di sisi lain kondisi ekonomi Presiden Zimbabwe yaitu Robert Mugbe (Presiden Zimbabwe dulu) memiliki istana yang sangat mewah. Lalu, bagaimana pendapat kalian, Mamen?
Sumber :
Ayu, Ameliana. (240515). Sejarah Inflasi Negara Zimbabwe. Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 jam 11.29. Link : https://amelianaayu.wordpress.com/2015/06/24/sejarah-inflasi-negara-zimbabwe/
Baskoro, Faisal. (170620). Inflasi 785% di Tengah-tengah Covid-19 di Zimbabwe di Ambang Gejolak. Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 jam 13.20. Link : https://www.beritasatu.com/dunia/656611/inflasi-785-di-tengahtengah-covid19-zimbabwe-di-ambang-gejolak
Bitar. Pengertian inflasi, jenis, efek, mencegah, pengangguran, kebijaksanaan, para ahli. Di akses pada Sabtu, 19 Juni 2021 jam 20.20 WIB. Link : https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-inflasi/ diakses pada 13 April 2021.
Diniari, Embun Bening. Dampak Positif dan Negatif Inflasi terhadap Negara. Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 jam 13.30 WIB. Link : https://www.ruangguru.com/blog/dampak-positif-dan-negatif-inflasi-terhadap-negara?hs_amp=true
Ilafi, Anoraga. (180421). 5 Fakta Krisis Ekonomi Hiperinflasi yang Dialami Negara Zimbabwe. Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 jam 14.30. Link : https://www.idntimes.com/science/discovery/anoraga-ilafi/fakta-krisis-ekonomi-hiperinflasi-zimbabwe-c1c2/5
Suzanita.(161108). Inflasi di Zimbabwe. Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 jam 10.45. Link https://suzannita.wordpress.com/2008/11/16/inflasi-di-zimbabwe/
P Eko Ardy, dkk.(030516).Negara Hyperinflasi Zimbabwe. Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 jam 11.45. Link :https://ardyeko.wordpress.com/2016/06/03/negara-hyperinflasi-zimbabwe/
Wikipedia.Zimbabwe. Diakes pada Sabtum 19 Juni 2021 jam 10.20 WIB. Link https://id.wikipedia.org/wiki/Zimbabwe
Wirawan, Unggul (120121). Inflasi Zimbabwe Turun 348% pada Desember 2020. Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 jam 14.20. Link : https://www.beritasatu.com/dunia/718925/inflasi-zimbabwe-turun-jadi-348-pada-desember-2020#:~:text=Harare%2C%20Beritasatu.com%20-%20Laju%20inflasi%20tahun%20ke%20tahun,turun%20dari%20401%2C66%25%20yang%20tercatat%20pada%20bulan%20November.